
SYOKKARDIOGENIK
A. DEFINISI
Syok kardiogenik adalah
kelainan jantung primer yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak cukup untuk
mendistribusi bahan-bahan makanan dan pengambilan sisa-sisa metabolic.
Dari segi hemodinamik
syok kardiogenik ialah kelainan jantung primer yang mengakibatkan hal-hal
berikut :
1. Tekanan arteri sistolik < 90 mmHg
(hipotensi absolut) atau paling tidak 60 mmHg dibawah tekanan basal (hipotensi
relative).
2. Gangguan aliran darah ke organ-organ
penting (kesadaran menurun, vasokontriksi perifer, oliguria (urine <
30ml/jam).
3. Tidak adanya gangguan preload atau
proses non-miokardial sebagai etiologi syok (aritmia, asidosis atau depresan
jantung secara farmakologi maupun fisiologik).
4. Adanya gangguan miokardial primer secara
klinik dan laboratik.
B. ETIOLOGI
Syok kardiogebik
biasanya disebabkan oleh karena gangguan mendadak fungsi jantung atau akibat
penurunan fungsi kontraktil jantung kronik. Secara praktis syok kardiogenik
timbul karena gangguan mekanik atau miopatik, bukan akibat gangguan elektrik
primer. Etiologi syok kardiogenik adalah :
1. Infark
miokard akut dengan segala komplikasinya.
2. Miokarditis
akut.
3. Temponade
jantung akut.
4. Endocarditis
infektif.
5. Trauma
jantung.
6. Rupture
korda tandinea spontan.
7. Kardiomiopati
tingkat akhir.
8. Stenosis
valvular berat.
9. Regurgitasi
valvular akut.
10. Miksoma
atrium kiri.
C. KLASIFIKASI
1. Tahap
I, syok terompensasi,ditandai dengan respons kompensatorik, dapat menstabilkan
sirkulasi, mecegah kemunduran lebih lanjut.
2. Tahap
II, tahap progresif, ditandai dengan manifestasi sistemis dari hipoperfusi dan
kemunduran fungsi organ
3. Tahap
III, refrakter, ditandai dengan kerusakan sel yang hebat tidak dapat lagi dapat
dihindari, yang pada akhirnya menuju kematian.
D. MANIFESTASI
KLINIS
1. Timbul
tiba tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infark akibat gangguan miokard massif
atau rupture dinding bebas ventrikel kiri
2. Timbul
secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang
3. Timbul
tiba-tiba 2-10 hari setelah infark disertai timbulnya bising mitral sistolik,
rupture septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau
tanpa nyeri dada tapi sering ditandai dengan sesak nafas akut.
4. Tekanan
darah rendah,
5. nadi
lemah dan cepat
6. Hipoksia
serebral (kekurangan oksigen di daerah serebral)
7. Kulit
dingin, dan pucat
E. PATOFISIOLOGI
Syok kardiogenik
merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase termimal dari
berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner berdampak pada
supply O2 kejaringan khususnya pada otot jantung yang semakin berkurang,
hal ini akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila
berkelanjutan akan menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi
tersebut tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang dinamakan
syok kardiogenik. Pada kondisi syok, metabolisme yang pada fase awal
sudah mengalami perubahan pada kondisi anaerob akan semakin memburuk sehingga
produksi asam laktat terus meningkat dan memicu timbulnya nyeri
hebat seperti terbakar maupun tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan
kiri, kelemahan fisik juga terjadi sebagai akibat dari penimbunan asam laktat
yang tinggi pada darah.
Semakin Menurunnya
kondisi pada fase syok otot jantung semakin kehilangan kemampuan untuk
berkontraksi utuk memompa darah. Penurunan jumlah strok volume mengakibatkan
berkurangnnya cardiac output atau berhenti sama sekali. Hal tersebut
menyebakkan suplay darah maupun O2 sangatlah menurun kejaringan, sehingga
menimbulkan kondisi penurunan kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas,
Kompensasi dari otot jantung dengan meningkatkan denyut nadi yang
berdampak pada penurunan tekanan darah Juga tidak memperbaiki kondisi penurunan
kesadaran. Aktifitas ginjal juga terganggu pada penurunan cardiac output,yang
berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR ).
Pada kondisi ini pengaktifan system rennin,
angiotensin dan aldostreron akan , menambah retensi air dan natrium menyebabkan
produksi urine berkurang( Oliguri < 30ml/ jam) .
Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang menyebabkan adanya
peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana kondisi ini akan semakin
memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular. Hal tersebut dapat
mennyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk
aliran darah dan akhirnya memperberat kondisi edema paru.
Nah, begitu lah informasi yang dapat saya sampaikan dalam blog ini tentang DEFINISI SYOK KARDIOGENIK
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.