Kamis, 29 September 2016

DEFINISI SYOK KARDIOGENIK


SYOKKARDIOGENIK

A.    DEFINISI
Syok kardiogenik adalah kelainan jantung primer yang mengakibatkan perfusi jaringan tidak cukup untuk mendistribusi bahan-bahan makanan dan pengambilan sisa-sisa metabolic.
Dari segi hemodinamik syok kardiogenik ialah kelainan jantung primer yang mengakibatkan hal-hal berikut :
1. Tekanan arteri sistolik < 90 mmHg (hipotensi absolut) atau paling tidak 60 mmHg dibawah tekanan basal (hipotensi relative).
2. Gangguan aliran darah ke organ-organ penting (kesadaran menurun, vasokontriksi perifer, oliguria (urine < 30ml/jam).
3. Tidak adanya gangguan preload atau proses non-miokardial sebagai etiologi syok (aritmia, asidosis atau depresan jantung secara farmakologi maupun fisiologik).
4.   Adanya gangguan miokardial primer secara klinik dan laboratik.

B.     ETIOLOGI
Syok kardiogebik biasanya disebabkan oleh karena gangguan mendadak fungsi jantung atau akibat penurunan fungsi kontraktil jantung kronik. Secara praktis syok kardiogenik timbul karena gangguan mekanik atau miopatik, bukan akibat gangguan elektrik primer. Etiologi syok kardiogenik adalah :
1.      Infark miokard akut dengan segala komplikasinya.
2.      Miokarditis akut.
3.      Temponade jantung akut.
4.      Endocarditis infektif.
5.      Trauma jantung.
6.      Rupture korda tandinea spontan.
7.      Kardiomiopati tingkat akhir.
8.      Stenosis valvular berat.
9.      Regurgitasi valvular akut.
10.  Miksoma atrium kiri.

C.     KLASIFIKASI
1.      Tahap I, syok terompensasi,ditandai dengan respons kompensatorik, dapat menstabilkan sirkulasi, mecegah kemunduran lebih lanjut.
2.      Tahap II, tahap progresif, ditandai dengan manifestasi sistemis dari hipoperfusi dan kemunduran fungsi organ
3.      Tahap III, refrakter, ditandai dengan kerusakan sel yang hebat tidak dapat lagi dapat dihindari, yang pada akhirnya menuju kematian.

D.    MANIFESTASI KLINIS
1.    Timbul tiba tiba dalam waktu 4-6 jam setelah infark akibat gangguan miokard massif atau rupture dinding bebas ventrikel kiri
2.    Timbul secara perlahan dalam beberapa hari sebagai akibat infark berulang
3.    Timbul tiba-tiba 2-10 hari setelah infark disertai timbulnya bising mitral sistolik, rupture septum atau disosiasi elektromekanik. Episode ini dapat disertai atau tanpa nyeri dada tapi sering ditandai dengan sesak nafas akut.
4.    Tekanan darah rendah,
5.    nadi lemah dan cepat
6.    Hipoksia serebral (kekurangan oksigen di daerah serebral)
7.    Kulit dingin, dan pucat

E.     PATOFISIOLOGI
Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase termimal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner berdampak pada supply O2 kejaringan  khususnya pada otot jantung yang semakin berkurang, hal ini akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila berkelanjutan  akan menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut tidak tertangani dengan baik akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok kardiogenik. Pada kondisi syok, metabolisme yang  pada fase awal sudah mengalami perubahan pada kondisi anaerob akan semakin memburuk sehingga produksi asam laktat   terus meningkat dan memicu timbulnya nyeri hebat seperti terbakar maupun  tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan kiri, kelemahan fisik juga terjadi sebagai akibat dari penimbunan asam laktat yang tinggi pada darah.
Semakin Menurunnya kondisi pada fase syok otot jantung semakin kehilangan kemampuan untuk berkontraksi utuk memompa darah. Penurunan jumlah strok volume mengakibatkan berkurangnnya cardiac output atau berhenti sama sekali.  Hal tersebut menyebakkan suplay darah maupun O2 sangatlah menurun kejaringan, sehingga menimbulkan kondisi penurunan kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas, Kompensasi dari otot jantung dengan meningkatkan denyut nadi  yang berdampak pada penurunan tekanan darah Juga tidak memperbaiki kondisi penurunan kesadaran. Aktifitas ginjal juga terganggu pada penurunan cardiac output,yang berdampak pada penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR ).
Pada kondisi ini pengaktifan system rennin, angiotensin dan aldostreron akan , menambah retensi air dan natrium menyebabkan produksi  urine  berkurang( Oliguri < 30ml/ jam) .   Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang menyebabkan adanya  peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana  kondisi ini akan semakin memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular. Hal tersebut dapat mennyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk aliran darah  dan akhirnya memperberat kondisi edema paru.

Nah, begitu lah informasi yang dapat saya sampaikan dalam blog ini tentang DEFINISI SYOK KARDIOGENIK

0 komentar:

Posting Komentar